Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 17 Februari 2009

Bahaya Rokok

Selasa, 26 Februari, 2008 oleh: siswono
Ancaman Kanker akibat Rokok Mengkhawatirkan
Gizi.net - Ancaman kanker paru dan kanker lainnya akibat asap rokok terhadap generasi muda makin mengkhawatirkan. Hal itu terbukti dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional pada 2001 dan 2004 yang dilakukan Biro Pusat Statistik, yang memperlihatkan terjadinya peningkatan jumlah perokok di bawah 19 tahun.

Apabila pada 2001 mencapai 69 persen dari total jumlah kaum muda di bawah 19 tahun, maka jumlahnya meningkat menjadi 78 persen pada 2004. Anak-anak 5 sampai 9 tahun yang mulai merokok jumlahnya juga ikut meningkat sebanyak 4,5 kali lipat pada 2004, bila dibandingkan dengan data hasil survei 2001.

Sementara itu, dari survei lainnya yang diadakan tahun 2006, tercatat 81 persen anak usia 13-15 tahun terpapar asap rokok di tempat-tempat publik, dan 64 persen terpapar asap rokok di dalam rumah. Demikian diungkapkan Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Ny Adiati Arifin M Siregar, pada saresehan sehari "Pemantapan Program Smoke-Free di Sekolah" yang diadakan di Jakarta, Sabtu (23/2).

Bila kondisi tersebut dibiarkan terus berlanjut, menurut Ketua Umum YKI, ancaman terhadap menurunnya kualitas sumber daya manusia tak dapat dihindari lagi. Untuk itu, dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia 2008, Indonesia mengambil tema "Udara bebas asap rokok untuk anak Indonesia" yang sejalan dengan tema "I love my smoke free childhood" dari International Union Against Cancer, organisasi kanker sedunia itu, sekaligus mengandung makna menyelamatkan generasi penerus bangsa dari ancaman penyakit kanker akibat terpapar asap rokok.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo yang membuka saresehan yang diikuti pula oleh perwakilan guru dan siswa di Jakarta, mengimbau para guru untuk benar-benar tidak lagi merokok, dan bukan hanya tidak merokok kalau di sekolah saja. Para siswa juga diajak untuk meyakinkan teman-temannya yang masih merokok untuk memilih hidup sehat tanpa rokok.

Fauzi Bowo mengatakan, saat ini sesuai tuntutan zaman, semua ingin hidup lebih sehat, jadi kita juga harus mengupayakan agar udara di Jakarta lebih bersih. "Jakarta telah mempunyai Perda No 2 tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, tapi harus diakui memang belum dijalankan seluruhnya dengan baik. Jadi masyarakat, termasuk guru dan siswa, juga diminta untuk ikut aktif membantu terciptanya udara bersih dengan tidak merokok," kata Gubernur DKI.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Nyoman Kandun di depan peserta seminar kanker, menyebutkan pula, perusahaan rokok bersumpah untuk merekrut tiga juta perokok baru tiap tahunnya. ''Kita pun harus bersumpah mencegah agar hal itu tidak terjadi. [B-8]

Sumber: http://www.suarapembaruan.com

Telur

Sampai saat ini penduduk Indonesia masih kekurangan protein hewani. Kekurangan ini disebabkan oleh kekurangannya dalam konsumsi bahan makanan hewani yang mengandung bahan makanan berprotein hewani. Kekurangan ini dapat dicukupi dengan memperbanyak konsumsi daging, susu, dan telur. Jalan yang paling mudah dan cepat untuk mencukupi kekurangan protein hewani di Negara kita adalah dangan meningkatkan produksi dan konsumsi telur. Peningkatan produksi telur sangat mudah dikerjakan dngan menggalakkan peternakan ayam jenis unggul (ayam ras) atau jenis unggas petelur lainnya. Unggas umumnya mempunyai siklus hidup yang pendek, jauh lebih pendek daripada siklus hidup ternak besar seperti misalnya lembu, domba ataupun ternak – ternak lainnya sehingga lebih cepat dalam menyediakan kebutuhan protein yang dibutuhkan masyarakat terutama berasal dari telurnya. Telur – telur yang diperdangkan diperoleh dari berbagai jenis unggas yang diternakkan.

Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti : besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60 % dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat. Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur. Oleh sebab itu usaha pengawetan sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur.

Kualitas telur ini sangat berkaitan dengan tingkat dari telur. Tingkat dari telur perlu diketahui karena dengan mengetahui tingkat dari telur maka kita akan dapat menentukan peruntukan telur tersebut dan juga kita dapat mengetahui kualitas dari telur terutama untuk telur-telur yang akan diproses selanjutnya separti dibuat menjadi tepung telur dan produk telur yang lainnya.