Assalamualaikum Wr. Wb. Bagaimana kabar pembaca sekalian? Semoga selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT. Dan selalu bersyukur terhadap segala nikmat yang kita dapatkan selama ini. Salawat serta salam juga tak lupa dihaturkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW.
Pada posting kali ini pemilik ingin berbagi kegundahan, kegelisahan dan keprihatinan yang melanda hati dan perasaan penulis terkait dengan beberapa kejadian yang dalam kurun waktu satu bulan ini melanda dunia pendidikan khususnya yang terjadi di daerah penulis yaitu Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Tampaknya dalam kurun waktu satu bulan ini Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur menjadi topik utama pada beberapa stasiun televisi nasional akibat terjadinya kejadian yanga cukup membuat semua masyarakat pendidikan sangat prihatin dan menyesalkan terjadinya kejadian-kejadian ini.
Berawal dengan menyebarluasnya pemberitaan tindakan pelecehan terhadap seorang siswa oleh beberapa temannya sendiri yang terjadi di ruang kelas sebuah SMA unggulan daerah yaitu SMAN 1 Tenggarong. Berita pelecehan ini konon telah menyebar luas di masyarakat kota Tenggarong dan kemudian tidak hanya menyebar di Tenggarong saja tapi juga ke seluruh Indonesia melalui media massa terutama televisi. Masih teringat oleh penulis batapa sedih dan prihatin penulis melihat berita yang kala itu penuis lihat pada sebuah stasiun televisi nasional. Pagi itu bersama-sama dengan teman satu kontrakan penulis kaget dan terkejut kala kampung halaman yang sangat penulis rindukan muncul di layar televisi dengan berita yang tidak mengenakkan tersebut. Kesedihan itu bertambah karena penulis merupakan alumni sekolah tempat terjadinya kejadian itu.
Seketika itu juga penulis mengirimkan beberapa SMS melalui Hp penulis ke beberapa teman yang berada di Tenggarong dan juga kepada guru yang penulis kenal untuk menanyakan kejelasan kejadian tersebut. Rasa prihatin dan sedih hingga saat ini berbekas di hati penulis menyesalkan terjadinya peristiwa itu. Yang terpikir dalam benak penulis saat itu adalah kerihatinan terhadap moral dan mental adik-adik penulis yang merupakan putra daerah Kutai Kartanegara hingga terjadinya kejadian yang sempat menjadi HEADLINE di beberapa stasiun televisi nasional tersebut. Semasa penulis nenutut ilmu di sekolah tercinta itu penulis merasa sangat nyaman terhadap kondisi dan lingkungan sekolah yang sangat mendukung penulis dalan menutut ilmu. Tak hanya pendidikan yang berkaitan dengan keilmuan namun juga pendidikan yang terkait dengan sikap mental murid diterima penulis dengan baik selama bersekolah di sekolah tersebut. Dari jajaran guru hingga perangkat sekolah penulis kenal dengan baik. Bahkan penulis dapat merasakan rasa kekeluargaan yang sangat kental terasa dengan jajaran guru dan juga perrangkat sekolah. Saat itu penulis merasakan bahwa rumah kedua penulis adalah di lingkungan sekolah, maklum penulis menjadi anak kos saat itu.
Bapak dan Ibu guru di sana terasa seperti orang tua penulis sendiri, teringat beberapa guru sepeti Ibu Jiati (wali kelas XII IPA 1 2007), Ibu Sri, Ibu Triwiatun, Pak Puji, Pak Agus, Mas Ali, Mas sutik, Mas Budi, Mas wahyu dan masyarakat sekolah lainnya bagaikan ibu dan bapak serta kakak bagi penulis saat itu. Teringat pula ketika penulis sering tidur di sekolah menemani Mas Budi selaku penjaga sekolah atau juga sekedar menonoton pertandingan sepak bola di sekolah. Saat itu sangat terasa rasa kekeluargaan yang sangat pada diri penulis. Rasa ini mungkin tak hanya dirasakan oleh penulis saja namun seluruh masyarakat sekolah. Saat bulan ramadhan tiba penulis bersama dengan pengurus OSIS dan dewan guru mengadakan shalat Tarawih bersama dan tadarus Qur’an bersama di salah satu ruang kelas yang ada dan kegiatan ini menjadi tradisi yang selalu diadakan setiap bulan Ramadhan tiba. Indahnya kebersamaan bersama dewan guru, perangkat sekolah, adik-adik dan kakak kelas sangat terasa.
Sepeninggalnya penulis karena telah selesai menuntut pendidikan SMA maka penulis meninggalkan semua pengalaman yang akan selalu penulis kenang dimanapun penulis berada. Hingga akhirnya semua kenangan itu teringat kembali namun dengan sebuah rasa keprihatinan yang sangat saat pemberitaan peristiwa pelecehan siswa oleh teman-temannya sendiri menjadi topic berita di beberapa stasiun televisi nasional. Dan yang menjadi rasa keprihatinan sekaligus kesedihan penulis bertambah ketika kemarin penullis melihat kampong halaman penulis muncul lagi dengan kejadian yang tak kalah membuat sedih yaitu tersebarnya video perkelahian SISWI SMPN 1 dan SMPN 3 Tenggarong muncul sebagai topic utama.
Melihat semua kejadian tersebut dalam benak penulis muncul beribu pertanyaan mengapa hal ini dapat terjadi? Mengapa adik-adik penulis dapat melakukan perbuatan yang membuat semua masyarakat pendidikan merasa prihatin? Mengapa sikap mental adik-adik penulis tidak mencerminkan sikap mental seorang masyarakat yang terdidik? Apakah ini merupakan indikasi telah hilangnya rasa kekeluargaan antar masyarakat pendidikan yang berada di kampong halaman penulis sudah mulai hilang? Atau apakah sikap mental adik-adik penulis meniru dan juga terpengaruh dengan maraknya jajaran pejabat pemerintah daerah yang terjerat kasus korupsi yang menandakan kurangnya sikap mental positif dari para pemimpin daerah ini? Apakah mantan bupati, wakil bupati, ketua DPRD yang sekarang menjadi penghuni hotel prodeo bertanggung jawab secara moral atas sikap mental yang terbangun pada diri adik-adik penulis? Dan banyak pertanyaan lainny yang muncul.
Terlepas dari semua pertanyaan yang muncul tersebut mulai saat inilah penulis mengajak semua masyarakat kampung halaman penulis yaitu Kutai Kartanegara Tercinta untuk dapat bangkit dari semua keterpurukan baik keterpurukan dibidang pendidikan, sosial, mental dan budaya serta pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Kutai Kartanegara. Serta bagi pemegang kekuasaan di Kantor Bupati dan juga wakil kami di DPRD mari kita bangkit dan tunjukkan kepada masyarakat Kalimantan Timur dan Indonesia umumnya bahwa Kutai Kartanegara bukan hanya dapat menjadi buah bibir karena keterpurukkannya tetapi karena prestasi yang terukir indah dengan tinta emas di sejarah Kaltim dan Indonesia. Bukankah Kutai Kartanegara merupakan Kabupaten dengan APBD yang tertinggi di Indonesia dengan berTriliun-Triliun rupiah telah dianggarkan.
Bangun KUKAR yang sejahtera dan maju dalam segala bidang.
Salam rindu KUKARku tercinta dari salah Putra Daerahmu di Padang, Zakaria Akhmad Busro.