Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 04 Maret 2008

Berita

Menkes Minta BPOM Uji 96 Merek Susu Formula
Selasa, 04-03-2008 | 22:46:28
JAKARTA, SELASA - Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari meminta agar masyarakat bersabar menunggu hasil uji laboratorium terhadap 96 merek susu formula yang sedang diteliti oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

"Saya sudah meminta agar BPOM menguji sample susu formula yang ada di pasaran," kata Menkes Siti Fadilah di Jakarta, Selasa (4/3).

Selain itu, Menkes mengharapkan agar masyarakat tidak resah sehubungan hasil penelitian IPB tentang sejumlah susu formula dan makanan bayi yang tercemar Enterobacter Sakazakii. Bakteri E Sakazakii hanya akan berdampak negatif pada bayi prematur atau bayi dengan kondisi dan daya tahan tubuhnya sudah buruk.

Dalam penelitian IPB itu dikemukakan bahwa bakteri E Sakazakii berbahaya, tetapi tidak dicantumkan berapa kadar bakteri sampai pada tingkat yang membahayakan. Jenis bakteri ini juga tidak berpengaruh buruk jika susu disajikan dengan benar dan hygienis.

"Pokoknya makanan terbaik bagi bayi itu Air Susu Ibu karena mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi," kata Menkes Siti Fadilah.

Secara terpisah, Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) mengeluarkan surat terbuka terkait komentar yang dinilai mendiskreditkan profesi dokter hewan sehingga justru meresahkan dan membingungkan masyarakat.

Menurut PB PDHI, pernyataan bahwa Fakultas Kedokteran Hewan IPB atau dokter hewan tidak tepat meneliti cemaran mikroba (kuman penyakit) terhadap susu formula dan makanan bayi yang berbahan baku asal hewan (susu) adalah tidak benar.

Kedokteran hewan adalah ilmu yang mendalami penyakit pada hewan hidup dan produk hewan (daging, susu, telur, kulit, dsb) yang berpotensi untuk menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia. Perlu diingat ada 156 jenis penyakit zoonosis yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya.

Penelitian bakteri Enterobacter Sakazakii adalah penelitian terhadap kuman yang dapat menimbulkan penyakit dan segala aspek yang terkait dengannya. Dalam kepentingan ini, penggunaan hewan coba juga merupakan suatu prosedur baku di kalangan peneliti bidang ked okteran dan spesialisasi untuk berbagai hewan coba mensyaratkan kompetensi khusus yang berada pada profesi dokter hewan.

Berbagai penelitian terhadap produk yang dikonsumsi masyarakat oleh institusi berbadan hukum yang secara legal kompeten dan berhak melakukannya (Tri Dharma Perguruan Tinggi) seyogianya jangan dituduh sebagai itikad buruk ataupun diprasangkai negatif ditunggangi kepentingan komersial ataupun kepentingan politik melainkan harus dikaji secara obyektif dan diapresiasi sebagai salah satu bentuk advokasi publik dalam rangka perlindungan konsumen. Terlebih lagi penelitian ini dilakukan oleh individu berprofesi kedokteran hewan yang disumpah dan berkode etik. (KCM/LOK)

sumber:www.tribunkaltim.com